Ketika kita merenungkan kata "passion" kita dibawa ke dalam misteri Tuhan Yesus, yang menyerahkan diri-Nya ke tangan orang-orang berdosa dan menderita sengsara hingga wafat di salib. Kalimat ‘menyerahkan diri’ membawa kita pada pengertian bahwa "passion" tidak hanya mengungkapkan sebuah kisah penderitaan tetapi lebih jauh sebagai sebuah jalan hidup yang Yesus ambil untuk menyelamatkan manusia.
Kaul merenungkan, menghayati dan mewartakan Sengsara Yesus adalah jalan hidup yang kita ambil untuk memelihara misteri Sengsara Yesus dalam hati dan pikiran sehingga kita dapat bertumbuh dalam kesediaan dan kesiapan untuk juga memasuki misteri itu. Kekuatan renungan Sengsara Yesus menggerakan kita untuk meneladani Kristus dan bekerja sama dengan-Nya untuk menyelamatkan umat manusia dari kegelapan dan bayang-bayang kematian.
Kenangan Sengsara Yesus selanjutnya berbuah pada perubahan dalam hidup kita. Setiap orang yang merenungkan Sengsara Yesus masuk dalam kehidupan Yesus dan ambil bagian dalam karya keselamatan Allah. Perubahan hidup itu akan terungkap dengan meneladani Yesus, yang diutus oleh Bapa, bukan untuk menghukum dunia tetapi untuk menyelamatkannya. Memelihara kenangan sengsara Yesus berarti kita hidup dengan kata-kata Yesus, yang mengungkapkan Allah sebagai Bapa dan Cinta yang tak terbatas (Yoh 3, 16-17). Hidup dengan kata-kata Yesus membawa kita menjadi seperti Yesus yang hidup di dunia ini untuk mengungkapkan Allah sebagai Bapa yang mengasihi semua orang dari berbagai suku dan bangsa. Hidup dengan kata-kata Yesus memanggil kita untuk menciptakan dan membentuk komunitas Kristen di mana anak-anak Allah hidup bersama sebagai saudara.
Marilah kita terus memelihara dan menghidupi kenangan sengsara Yesus agar kita dapat menikmati persekutuan abadi dengan Allah dan merasakan kehidupan yang penuh dengan kedamaian serta memiliki harapan yang selalu bercahaya.
‘SEMOGA SENGSARA YESUS KRISTUS SELALU HIDUP DI HATI KITA’